Aku masih disini, membusuk ditempat yang dulu katanya pernah
menjadi favorit kita,
mengais-mengais dan menyatukan kembali serpihan kecil kisah
saat kita masih bermain dalam satu episod yang sama,
merajut kembali
ingatan memori tengah malam saat hujan pagi dan sapaan kabut masih ramah
menyambut kita
Lalu berusaha
merangkainnya dalam sebuah bingkai sisah bingkisan dari mu dulu.
pagi ini aku disapa
kembali oleh kabut, dingin berhembus.. datang memeluk dari belakang pundak, menyapaku yang berusaha menerjemahkan berjuta
rindu yang terkunci di dalam dada.
Tak ada kata yang mampu aku tejemahkan, selain hanya diam,
berbisik dan mengobrol dengan kabut yang makin tebal.
Kabut tebal yang malah datang menghalangi saat aku hampir
menemukan bayanganmu tergambar dalam
siluet lukisan langit.mataku terpaku mengadah ke atas saat Butir-butir air
mulai berjatuhan membasahi dedaunan, yang nampak sudah lama rindu, ingin
merasakan sejuknya sentuhan hujan di penghujung musim kemarau. Aku putuskan
untuk melangkah pergi sebelum hujan
turun lebih deras, memuntahkan kerinduannya pada hutan yang s’lalu setia
menunggu hujan datang. Aku melangkah pergi, sambil berharap Hujan dapat
menyampaikan salamku pada orang yang belum sempat menyelesaikan sepenggal kisah
hingga membuatku resah menebak-nebak akhir dari episod panjang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar