31 Oktober 2013

Pesan dari Hujan


 Aku masih disini, membusuk ditempat yang dulu katanya pernah menjadi favorit kita,  
mengais-mengais dan menyatukan kembali serpihan kecil kisah saat kita masih bermain dalam satu episod yang sama,
 merajut kembali ingatan memori tengah malam saat hujan pagi dan sapaan kabut masih ramah menyambut kita
 Lalu berusaha merangkainnya dalam sebuah bingkai sisah bingkisan dari mu dulu.
 pagi ini aku disapa kembali oleh kabut, dingin berhembus.. datang memeluk dari belakang pundak,  menyapaku yang berusaha menerjemahkan berjuta rindu yang terkunci di dalam dada.
Tak ada kata yang mampu aku tejemahkan, selain hanya diam, berbisik dan mengobrol dengan kabut yang makin tebal.
    Kabut tebal yang malah datang menghalangi saat aku hampir menemukan bayanganmu  tergambar dalam siluet lukisan langit.mataku terpaku mengadah ke atas saat Butir-butir air mulai berjatuhan membasahi dedaunan, yang nampak sudah lama rindu, ingin merasakan sejuknya sentuhan hujan di penghujung musim kemarau. Aku putuskan untuk melangkah pergi sebelum  hujan turun lebih deras, memuntahkan kerinduannya pada hutan yang s’lalu setia menunggu hujan datang. Aku melangkah pergi, sambil berharap Hujan dapat menyampaikan salamku pada orang yang belum sempat menyelesaikan sepenggal kisah hingga membuatku resah menebak-nebak akhir dari episod panjang ini.   

Jeprat Jepret

Jeprat Jepret