terkait dari postingan sebelumnya ini juga termasuk Tugas Nulis dari Pelajaran JURNALISTIK
Esok hari, Fadly, Yourisky, Restu dan kawan-kawan pecinta alam akan pergi mengunjungi desa yang terletak di kaki gunung Salak dalam rangka liburan sekolah. Kegiatan ini bukan hanya sekedar mengunjungi desa tapi mereka juga akan melakukan kegiatan tentang penyelamatan bumi. Di sana mereka akan di ajarkan cara mendaur ulang sampah, merawat tanaman yang baik, dan rencananya mereka akan bersih-bersih lingkungan serta menanam pohon.
Pagi-pagi buta Yourisky dan Restu sudah kumpul di tempat bus kumpul bersama teman-teman pecinta alam lainnya. Tapi Fadly sampai saat ini juga belum terlihat batang hidungnya. Ternyata dia memang bangun kesiangan. Bergegas dia mandi dan menyiapkan bawaan, ibunya ikut sibuk menyiapkan bekal makanan untuknya. “bu jangan lupa yah makanan Fadly, oiyah langsung di taruh di tas ajah bu gak usah memakai kantong plastik” pesan Fadly
“iyah ini langsung ibu taruh di tas kamu yang bagian depan yah, nak” jawab ibu ramah, “kamu mau di antar apa naik angkot ? kamu sudah telat.” Tanya ayah “ Fadly naik sepeda ajah yah, nanti sepedanya Fadly titipkan di tempat kumpulnya bus lagian juga ga terlalu jauh, lumayan kan, yah, mengurangi polusi” jawab Fadly
“Fadly berangkat ya, ibu, ayah” pamit Fadly “Hey, tunggu dulu itu siapa tadi yang habis mandi keran kamar mandinya belum ditutup? luber tuh !!” kata ayah
“ ya ampun lupa maaf, yah. maklum kesiangan hehe” jawab Fadly
“jangan lupa lampu kamarmu dan kipas angin di matikan pemborosan energi ini, nak” ayah mengingatkan, Fadly pun bergegas mematikan keran, kipas angin dan lampu di kamarnya.
“ingat nak, kita juga harus memperhatikan hal-hal kecil dalam upaya menyelamatkan lingkungan, seperti yang ayah ingatkan tadi hemat air dan listrik . masih banyak loh saudara-saudara kita di luar sana yang kekurangan air bersih dan belum mendapatkan penerangan listik jadi sudah seharusnya kita tidak terlalu boros dengan air dan listrik nak,” kata ayah
“keadaan bumi kita juga semakin parah nak banyak kerusakan-kerusakan karena ulah manusia, jadi tak heran jika akhir-akhir ini sering kita jumpai para aktivis lingkungan yang selalu mengkampanyekan untuk hidup selaras dengan alam, dan stop mengeksploitasi alam secara berlebihan” sambung Ibu
“ingat nak, kita juga bisa berbuat sesuatu, kita harus percaya sedikit yang kita lakukan pasti akan berarti, dan yang harus kamu ingat alam ini bukanlah warisan nenek moyang tapi, titipan untuk anak dan cucu kita nanti.” Lanjut Ayah
“ yaudah Fadly berangkat dulu yah bu, semoga pelatihan di Gunung nanti akan membuat Fadly dan teman-teman lebih sadar akan keadaan lingkungan yang semakin jauh dari keterbelakangan.
Sesampainya ditempat bus kumpul, Fadly langsung bergabung dengan yourizky dan restu yang sejak tadi menunggu hingga hampir setengah jam.
“Darimana aja lo “ujar Yourizky”.
“Sorry men, gua tadi bangunnya kesiangan maaf yah.. “Fadly memelas.
Ah lu parah hampir aja ditinggal ama bus ,”timpal Restu”.
Iya iya maaf deh gak akan gua ulang lagi janji deh.. ,”sekali lagi Fadly menunjukan muka melasnya”.
Waktu pun semakin siang kita pun berangkat menuju tempat lokasi, sesampainya disana kami terkejut dengan apa yang kami lihat, baru saja kami masuk di kaki gunung ternyata sampah sampah disana lebih parah ketimbang di desa kami, sampah-sampah berserakan dimana mana, bau busuk seakan telah menjelma menjadi bau yg biasa bagi warga disana. Disana bak sampah pun tak ada, hanya ada satu tempat pembuangan sampah yang hanya tinggal puing-puing reruntuhan, itupun sudah lama tidak di perbaiki karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan di darah setempat.
Siang pun telah berganti menjadi malam, kami pun menginap dirumah kepala desa yang memang sengaja telah menyiapkan tempat untuk kami singgah. Setelah selesai makan malam kami dan kawan kawan serta para pemimpim warga sekitar rapat mengenai bagaimana cara mengatasi keadaan lingkungan di sekitar daerah ini,setelah hampir satu jam setengah kami membahas soal bagaimana caranya membenahi lingkungan di daerah ini, kami menemukan berbagai macam solusi yang diantaranya membangun tong sampah disetiap jalan dan mengadakan kerja bakti setiap bulan bagi setiap warga yg mendapat giliran.
Setelah semua disepakati, barulah keeseokan harinya kami dan warga mulai bergotong royong membangun satu persatu tong sampah untuk disebar keberbagai seluk beluk daerah yang membutuhkan. Kegiatan ini berlangsung sampai dengan siang hari. Setelah istirahat makan siang, dinas perhutanan setempat datang menghampiri kami yang sedang istirahat, Kami di ajarkan bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik dan cara menanam pohon yang baik. Setelah mendapat pelatihan sekitar lima belas menit lamanya,kami pun dapat menyerap ilmu yang diberikan kepala dinas kepada kami, walau hanya sesaat tetapi ada lah yang masuk di otak.
Keesokan harinya pelajaran yang kami dapatkan dari kepala dinas langsung kami terapkan kepada warga sekitar.hampir semua warga antusias mengerjakan apa yang kami ajarkan kepada mereka. Ada yang membuat tas dari plastik bekas,ada yang membuat pupuk dari kotoran kotoran hewan dan lain sebagainya.
Setelah seharian penuh mengerjakan berbagai pekerjaan, kami langsung pulang kerumah kepala desa dan warga pun pulang kerumahnya masing-masing. Kami pun langsung istirahat tidur sepulas pulasnya saking kelelahan.
Esok paginya kami terbangun oleh udara yang segar dan sejuk.baru saja beberapa hari kami dan warga sekitar membersihkan lingkungan sekitar, kami sudah mendapatkan hasil yang lumayan menyenangkan, jalanan sekarang lebih bersih dan sampah sampah pun sudah terbuang pada tempatnya, barang-barang yang tidak terpakai pun sudah dapat diproduksi oleh warga sekitar untuk menjadi sesuatau yang menghasilkan.
Sudah hampir seminggu kami berada di desa ini, kami pun ingin kembali kerumah masing-masing.kami sudah kangen sama orangtua kami dan ingin segera bertemu. Kami pun bersiap-siap untuk bergegas menuju bis yang telah menunggu. Setelah kami dan teman-teman pamit kepada kepala desa dan warga sekitar, kami pun langsung berjalan menuju ke tempat bis berada. Di bus kami menceritakan pengalaman masing-masing yang sangat berharga bahwa menjaga lingkungan itu sangat penting untuk kelestarian alam dan anak cucu kami agar kelak mereka masih dapat menghirup udara segar dan dapat menikmati indahnya dunia.